Pengertian
Manajemen Risiko dan Kerangkanya
Pengertian
manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian,
dan penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan risiko yang tidak dapat
diterima.
Dalam
kegiatan sehari-hari kita sudah sangat akrab dengan risiko. Misalnya saat akan
mandi, kita berisiko terpeleset lantai licin. Saat sedang berjalan kita
berisiko tertabrak atau menabrak sesuatu. Apalagi dalam bisnis dan marketing
setiap tindakan kita akan menghadapi berbagai risiko.
Setiap
tindakan yang kita ambil pasti berisiko. Entah itu risikonya kecil atau besar.
Karena itu kita perlu memanajemen risiko agar bisa mengurangi dan mengatasi
risiko yang kita hadapi. Nah sebelum kita tahu bagaimana caranya melakukan
manajemen risiko kita harus tahu apa itu manajemen risiko.
Pengertian
Manajemen Risiko
Manajemen
risiko terdiri dari dua kata berbeda. Seperti yang kita tahu manajemen secara
umum berarti mengorganisir. Sedangkan dalam KBBI kata risiko berarti : akibat
yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan. Dalam bisnis sendiri, risiko berkaitan dengan hasil aktual yang tidak
sesuai dengan hasil harapan.
Jadi
bagaimana dengan manajemen risiko?. Seperti yang dikutip dari
businessdictionary.com, manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis,
penilaian, pengendalian, dan penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan
risiko yang tidak dapat diterima.
Manajemen
risiko biasanya dilakukan oleh investor atau fund manager saat melakukan
analisis untuk mengukur potensi kerugian dalam investasi. Kemudian mereka
mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi
risiko yang telah dianalisis.
Kategori
risiko yang bisa ditoleransi ini bisa dilihat dari besarnya risiko yang
dihadapi. Biasanya risiko dengan tingkat bahaya yang kecil akan dibiarkan.
Namun berbeda dengan hal dengan risiko besar sebagian besar perusahaan akan
menghindarinya kalaupun tidak dihindari perusahaan harus menyiapkan strategi yang
sangat hati-hati.
Cara
Melakukan Manajemen Risiko dengan Efektif
Untuk melakukan manajemen risiko kita perlu melelui beberapa proses. Seperti yang dikutip dari id.wikipedia.org, COSO atau Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission menyebutkan ada delapan kerangka yang berkaitan dalam Manajemen Risiko Korporasi (MRK) yaitu:
Untuk melakukan manajemen risiko kita perlu melelui beberapa proses. Seperti yang dikutip dari id.wikipedia.org, COSO atau Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission menyebutkan ada delapan kerangka yang berkaitan dalam Manajemen Risiko Korporasi (MRK) yaitu:
1. Lingkungan internal (internal environment)
Proses pertama ini berkaitan dengan lingkungan perusahaan beroperasi. Mulai dari risk-management philosophy, integrity, risk-perspective, risk-appetite (penerimaan risiko), ethical values, struktur organisasi, hingga pendelegasian wewenang yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Penentuan sasaran (objective setting)
Langkah selanjutnya adalah penentuan tujuan dari organisasi agar risiko dapat didentifikasi, diakses, dan dikelola sesuai dengan tujuan tersebut. Objective ini bisa kita klasifikasikan menjadi dua yaitu strategic objective yang berfokus pada perwujudan visi misi dan activity objective bertujuan pada aktivitas seperti operasi, reportasi, dan kompliansi.
3. Identifikasi peristiwa (event identification)
Berikutnya adalah mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tidak pasti tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya yang lebih sering kita sebut sebagai risiko (risks).
4. Penilaian risiko (risk assessment)
Langkah ini menilai sejauh mana kejadian atau keadaan tadi dapat mengganggu pencapaian tujuan. Besarnya dampak dapat dianalisis melelui dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko).
5. Tanggapan risiko (risk response)
6. Aktivitas pengendalian (control
activities)
Proses ini
berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk
menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian ini
berupa pembuatan kebijakan dan prosedur, pengamanan kekayaan organisasi,
delegasi wewenang dan pemisahan fungsi, dan supervisi atasan.
7. Informasi dan komunikasi (information
and communication)
Fokus dari
langkah ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait
melalui media komunikasi yang sesuai dan tepat. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas
informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.
8. Pemantauan (monitoring)
Langkah
terakhir adalah monitoring. Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus
menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Pada proses
monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies,
yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Tiga Langkah Efektifkan Mananjemen Risiko
Delapan
proses tadi bisa dibilang cukup panjang. Agar lebih mudah kita akan meringkas
kedelapan langkah tadi menjadi tiga langkah yang bisa mengefektifkan manajemen
risiko. Dikutip dari business.tutsplus.com, ketiga langkah tersebut yaitu
perencanaan, penanganan, dan monitoring.
1. Perencanaan
Proses perencanaan ini bisa disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk perusahaan besar misalnya perencanaan manajemen risiko membutuhkan persiapan banyak. Sedangkan perusahaan kecil mungkin hanya memerlukan beberapa spreadsheet yang fokus pada risiko dari beberapa produk.
Proses perencanaan ini bisa disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk perusahaan besar misalnya perencanaan manajemen risiko membutuhkan persiapan banyak. Sedangkan perusahaan kecil mungkin hanya memerlukan beberapa spreadsheet yang fokus pada risiko dari beberapa produk.
Perencanaan
ini dimulai dengan mendaftar risiko yang mungkin terjadi. Kemudian dilanjutkan
dengan penilaian risiko mana yang mungkin terjadi dan bagaimana tingkat
keberhasilan mengatasi risiko tersebut. Terakhir menentukan rencana tindakan
yang akan diambil.
Tujuan
perencanaan ini adalah mengidentifikasi risiko utama, memprioritaskan risiko
tersebut berdasarkan kecendrungan dan dampak, dan menilai seberapa efektifit
kendali saat ini pada risiko yang dihadapi.
2. Penanganan
Untuk
penangan risiko kita bisa menggunakan empat cara yang sama seperti pada proses
yang diberikan COSO yaitu menghindar, mengurangi, memindahkan dan menerima.
Menangani
risiko dengan menghindar bisa sangat efektif bila keuntungan yang didapat tidak
sebanding dengan risiko yang akan diterima. Tapi strategi ini juga tidak bisa
digunakan sebagai cara utama karena kita mungkin melewatkan keuntungan besar
dari risiko yang kita hadapi. Jadi kita harus tahu secara jelas bagaimana
karakteristik dari risiko tersebut dan telah mengujinya dengan bebrapa cara
lain.
Cara yang
kedua adalah dengan mengurangi risiko yang diterima. Cara ini bisa dibilang
paling umum dan cocok pada rentang risiko yang luas. Kita tetap bisa
beraktivitas seperti biasa namun dengan bahaya yang berkurang. Namun
kekurangannya adalah saat kontrol kita tidak efektif risiko yang kita takutkan
bisa terjadi.
Memindahkan
risiko ini sering sekali kita gunakan. Risiko dapat dipindahkan melalui asuransi.
Properti, kendaraan, rumah yang memiliki risiko seperti hilang, rusak atau
terbakar bisa kita pindahkan risikonya ke perusahaan asuransi dengan asuransi
yang kita pilih sehingga menjadi lebih aman.
Dalam kasus
risiko yang ringan, langkah terbaik yang bisa kita pilih adalah menerimanya.
Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak dan kecendrungan yang rendah, solusi
sederhana dan murah akan lebih menguntungkan jika kita menerimanya dan
melanjutkan bisnis seperti biasa.
3. Monitoring
Langkah
terakhir yang dilakukan adalah monitoring atau mengontrol sistem yang sudah
dibuat. Kontrol ini dilakukan mulai dari proses awal, apakah perlu ada
modifikasi pada perencanaan atau yang lainnya. Begitu juga pada penanganan agar
tetap berjalan dengan baik.
Dengan
ketiga langkah ini jalannya manajemen risiko akan lebih efektif. Semua tindakan
yang diambil dapat lebih menguntungkan dan minim risiko. Perusahaan pun dapat
berkembang dan lebih maju lagi dengan tingkat kerugian yang berkurang.
No comments:
Post a Comment